Jejak Langkah Saifannur Fazli: Kisah Perjalanan Spiritual di Tepian Pesisir Simeulue

Saya sangat bersyukur atas kesempatan mendapatkan beasiswa dari Yayasan Baitul Mal PLN yang membantu saya menyelesaikan studi S1 di Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga. Bantuan dari Yayasan ini bukan sekadar berupa nominal, tetapi merupakan wujud nyata dari harapan yang diberikan untuk melanjutkan perjuangan. Setiap deretan nominal yang diberikan telah menumbuhkan kepedulian, mendorong aksi nyata, dan menyalakan harapan di hati banyak orang. Bagi saya, Yayasan Baitul Mal PLN adalah mitra sejati dalam membangun masa depan pendidikan yang lebih baik. Bantuan ini menunjukkan bahwa kolaborasi bisa membawa perubahan besar, meskipun dimulai dari langkah kecil. Sehingga hal ini mendorong semangat saya untuk lebih banyak ikut andil dan berkontribusi dalam menebarkan manfaat ke lingkungan sekitar.

Pada bulan suci Ramadhan yang lalu, kami sekelompok santri, memulai perjalanan yang bukan hanya sekadar fisik, tetapi juga perjalanan spiritual ke sebuah pulau kecil nan indah, Pulau Simeulue. Tujuan utama kami bukan hanya menyebarkan ilmu agama, tetapi juga menyentuh hati, membangun ukhuwah, dan merasakan secara langsung bagaimana dakwah dapat menyatukan hati yang terpisah oleh lautan. Bagi kami, dakwah adalah kewajiban yang tak hanya terucap tapi harus dihayati, dijalani, dan disampaikan dengan ketulusan. Perjalanan darat selama 12 jam dan lautan selama 16 jam terasa begitu panjang, namun setiap detik perjalanan tersebut kami jalani dengan penuh harapan.

Sesampainya kami di Pulau Simeulue, sebuah kehangatan yang luar biasa menyelimuti kami. Bukan hanya dari sinar matahari tropis yang menyambut kami, tetapi juga dari masyarakat yang menyapa dengan penuh senyum dan ramah. Warga setempat, baik yang merupakan penduduk asli maupun para perantau, memperlakukan kami seolah-olah kami adalah keluarga yang sudah lama dinantikan. Kami langsung merasa nyaman, seperti pulang ke kampung halaman kedua.

Tak hanya warga biasa, para tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren, polisi, ustaz, serta lainnya ikut menyambut kami dengan tangan terbuka. Dalam kehangatan itu, kami belajar satu hal yang sangat berharga: dakwah bukan hanya tentang menyampaikan ilmu, tapi juga tentang merajut persaudaraan, menciptakan hubungan yang mendalam dengan mereka yang kita tuju.

Selama di sana kami aktif mengisi serangkaian kegiatan dakwah selama bulan ramadhan berupa:

1. Menjadi Imam, Bilal, dan Ceramah Tarawih

Pada malam pertama Ramadhan, saat kami pertama kali menjadi imam dan bilal dalam salat Tarawih, perasaan haru menyelimuti hati kami. Setiap lantunan ayat yang keluar dari lisan terasa begitu khusyuk, menyatu dengan kekhidmatan masyarakat setempat yang mengikuti dengan penuh rasa syukur. Setelah salat, kami menyampaikan ceramah yang tidak hanya berupa kajian keutamaan salat Tarawih, tetapi juga pesan cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya. Kami ingin setiap kata yang keluar dari lisan kami mengalirkan kesejukan bagi hati yang mendengarnya. Lebih dari itu, kami bisa saling menasehati dalam kebaikan dan sama-sama berjuang memperoleh ridha Allah SWT.

2. Membina Generasi Muda melalui TPA

Mengoptimalkan aktivitas di Tempat Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di Pulau Simeulue menjadi salah satu tugas utama kami. Anak-anak yang penuh semangat mengisi hari-hari kami dengan tawa dan keingintahuan. Setiap sore, mereka datang dengan wajah ceria, membawa kitab-kitab kecil dan Al-Qur’an penuh cinta. Jumlah mereka mencapai 80 orang mulai dari yang belum sekolah hingga yang sudah duduk di bangku SMA. Semangat mereka dalam belajar semakin menyadarkan kami terhadap pentingnya peduli dengan pendidikan. Salah satu bentuk kepedulian terhadap pendidikan adalah apa yang dicontohkan oleh YBM PLN ini.

Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

Mengajar mereka bukan sekadar transfer ilmu, tetapi lebih dari itu kami sedang membentuk karakter, menanamkan nilai-nilai akhlak mulia yang akan mereka bawa sepanjang hidup. Ketika melihat mata mereka yang berbinar saat memahami makna ayat-ayat suci, hati kami tersentuh. Di sinilah kami sadar, perubahan besar dalam umat dimulai dari langkah kecil: membimbing anak-anak dengan cinta, sabar, dan doa.

3. Berinteraksi dan Bersosialisasi dengan Masyarakat 

Dakwah tidak hanya melalui mimbar, tapi juga melalui hubungan yang terjalin dengan masyarakat. Setiap hari kami menyempatkan diri bersilaturahmi dengan para tokoh masyarakat dan warga, mendengar cerita kehidupan mereka, dan berusaha menjadi bagian dari mereka. Ada rasa damai dalam setiap percakapan yang terjalin, seolah tidak ada sekat antara kami yang datang sebagai tamu dan mereka yang menyambut sebagai tuan rumah.

Buka Puasa Bersama dengan Masyarakat

Kami mendiskusikan banyak hal mulai dari cara meningkatkan kualitas pendidikan agama, hingga tentang kehidupan sehari-hari di pulau yang jauh dari hingar-bingar kota besar. Setiap perbincangan memperkaya jiwa kami, memberi pelajaran tentang arti kebersamaan, persaudaraan, dan pengabdian.

4. Mengadakan Lomba Anak-anak TPA

Salah satu momen paling berkesan adalah ketika kami mengadakan lomba kecil-kecilan untuk anak-anak TPA. Dengan semangat mereka mengikuti lomba azan, hafalan surat pendek, pidato, dan hafalan hadis. Raut wajah mereka yang bersemangat ketika tampil di depan teman-teman mereka adalah pemandangan yang tak akan terlupakan.

Foto Bersama Peserta Lomba TPA

Tak hanya anak-anak, para wali murid dan masyarakat turut terlibat. Mereka dengan antusias membantu menyediakan panggung, hadiah, dan bahkan mengumpulkan dana untuk sertifikat dan piala. Melihat kebersamaan yang terjalin, kami sadar bahwa dakwah tidak hanya tentang mengajar, tapi juga tentang merangkul seluruh lapisan masyarakat.

5. Momen Perpisahan yang Mengharukan

Saat Ramadhan hampir berakhir, tibalah saatnya kami harus berpamitan. Perpisahan ini bukan sekadar penutupan kegiatan, tetapi lebih dari itu, sebuah momen penuh haru di mana kami dan masyarakat saling berterima kasih dan memohon maaf. Mereka telah membuka hati dan rumah mereka untuk kami, menyediakan makanan berbuka, sahur, dan menemani kami dalam setiap langkah dakwah.

Mata kami tak mampu menyembunyikan air mata saat tangan-tangan kecil anak-anak TPA menggenggam erat tangan kami, seolah tidak ingin kami pergi. Kami juga merasa enggan meninggalkan mereka, tapi kami yakin bahwa apa yang telah kami lakukan bersama selama ini akan terus tumbuh, seperti bibit yang disemai di tanah subur. Kami percaya, dakwah yang kami mulai di Pulau Simeulue akan terus berlanjut melalui mereka.

Pengalaman dakwah di Pulau Simeulue mengajarkan kami lebih dari sekadar menyampaikan ilmu agama. Ini adalah perjalanan untuk memahami bahwa dakwah adalah tentang menyentuh hati, menjalin persaudaraan, dan membangun hubungan yang mendalam dengan orang-orang yang kami temui.

Di Pulau Simeulue, kami menemukan keluarga baru, sahabat baru, dan pengalaman hidup yang tak ternilai. Kami belajar bahwa dakwah yang penuh cinta dan ketulusan akan selalu menemukan jalannya untuk sampai ke hati orang lain. Semoga kegiatan ini menjadi awal dari perjalanan dakwah yang lebih besar dan lebih bermakna di masa depan.

Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan Baitul Mal PLN (YBM PLN) atas kepeduliannya yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Melalui Program Beasiswa Cahaya Pintar, YBM PLN telah menjadi mitra yang penting bagi Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga dalam upaya membangun masa depan yang lebih cerah bagi para mahasiswa.

Kolaborasi ini tidak hanya berupa bantuan finansial, tetapi juga merupakan bentuk nyata dukungan terhadap pendidikan agama dan pengembangan generasi muda. Setiap beasiswa yang diberikan tidak hanya meringankan beban ekonomi, tetapi juga memberikan semangat baru bagi para penerima untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi masyarakat.

YBM PLN telah menunjukkan bahwa dengan bekerja sama, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik, membentuk generasi penerus yang unggul, dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang siap membangun bangsa. Bantuan ini adalah bukti bahwa kepedulian dapat melahirkan perubahan nyata.

Share

Add Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *