Para Mudir dan Wakil Mudir Ma’had Aly Indonesia berziarah ke Tangier, Maroko, kota kelahiran sekaligus tempat pemakaman Ibnu Bathutah. Lahir pada tahun 24 Februari 1304 M dari keluarga terpelajar dan kalangan ulama, Ibnu Bathuthah meninggalkan Tangier pada usia 21 tahun untuk memulai perjalanan luar biasa melintasi lebih dari 44 negara. Salah satu tempat yang ia kunjungi adalah Pulau Sumatera, sebagaimana tertulis di makamnya. Rihlah perjalanannya dengan pengamatan dan pengalamannya tercatat dalam kitab bernama Rihlah Ibn Bathuthah dengan judul asli Tuḥfat an-Nuẓẓār fī Gharāʾib al-Amṣār wa ʿAjāʾib al-Asfār, salah satu dokumen perjalanan paling terkenal dalam sejarah.
Ziarah ini bukan sekadar mengunjungi makam Ibnu Bathuthah, tetapi juga merenungkan semangat eksplorasi yang diwariskannya. Ibnu Bathuthah bukan hanya penjelajah, tetapi juga penghubung dunia Islam dan dunia luar, dengan warisan yang terus menginspirasi.
Dalam kesempatan ini, selain berziarah ke makam Ibnu Bathuthah, para Mudir dan Wakil Mudir juga mengunjungi Maqbarah Sadat Al-Ghumariyah dan menghadiri majelis ilmu Sayyid Abdul Mun’em bin Siddiq Al-Ghumari, salah satu dzurriyah Sadat Al-Ghumariyah. Majelis ini diawali dengan pemberian hadis musalsal bil-awwaliyah yang berbunyi:
إرْحَمُوا مَنْ فِي الأرض يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Sayangilah makhluk di bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh (Allah dan malaikat-Nya) yang ada di langit.”
Sayyid Abdul Mun’em menjelaskan bahwa hadis ini mengajarkan kasih sayang dalam interaksi, baik antara guru dan murid maupun sesama manusia.
Setelah menyampaikan hadis ini, beliau memberikan ijazah umum atas semua ilmu dan riwayat yang dimilikinya, termasuk dari Syaikh Siddiq Al-Ghumari dan Musnid Dunya Syaikh Muhammad Yasin Al-Fadani, mencakup ilmu riwayah dan dirayah.
Momen ziarah para Mudir dan Wakil Mudir ini adalah bagian dari program beasiswa non-degree untuk penguatan sanad keilmuan Ma’had Aly. Program ini sepenuhnya didanai oleh dana abadi pesantren melalui kerja sama Kementerian Agama Republik Indonesia dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Ziarah ini menjadi momen refleksi mendalam tentang nilai ilmu. Selain mengenang perjalanan besar Ibnu Bathuthah, kunjungan ini memperkuat ikatan sanad keilmuan dan melanjutkan tradisi belajar yang berkesinambungan, memberikan inspirasi bagi generasi masa kini untuk menjelajahi dunia dengan semangat ilmu.