Muktamar Pemikiran Mahasantri Ma’had Aly se-Aceh: Membangun Toleransi Beragama dalam Masyarakat Multikultur

Samalanga, 21 Oktober 2024 – Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga menjadi tuan rumah Muktamar Pemikiran Mahasantri se-Aceh, yang mengusung tema “Menyikapi Toleransi Beragama dalam Masyarakat Multikultur.” Acara ini dihadiri oleh perwakilan mahasantri dari berbagai Ma’had Aly di Aceh dan menjadi ajang diskusi penting mengenai peran toleransi beragama dalam menciptakan harmoni sosial di tengah keberagaman masyarakat.

Kegiatan tersebut dibimbing oleh sejumlah musahhih yang memberikan panduan ilmiah, di antaranya:

  • Abaya Muhammad Nasir HS, S.Ag (Naib Mudir Ma’had Aly Mudi)
  • Tgk Mustafa Kamal (Ketua Lembaga Bahstul Masail Mudi)
  • Dr. Abi Safriadi, S.Hi, MA (Mudir Ma’had Aly Cot Trueng)
  • Abi Syahrial Ishak, S.Sos.I (Wakil Pimpinan 2 Dayah Bustanul Ulum Diniyah Islamiyah Teungkoep)

Dalam sambutannya, Abaya Muhammad Nasir HS, S.Ag mengapresiasi kehadiran seluruh peserta dan menekankan pentingnya forum intelektual semacam ini sebagai sarana silaturahmi antar-Ma’had Aly. “Semoga muktamar ini menjadi awal dari rangkaian diskusi serupa yang mempererat hubungan antar-ma’had dan melahirkan gagasan baru untuk kemajuan bersama,” ujarnya.

Acara ini menghadirkan perwakilan dari beberapa Ma’had Aly, di antaranya:

  1. Ma’had Aly Mudi: Tgk. Irfan Maulana, Tgk. Multazam, Tgk. Ariandy
  2. Ma’had Aly Kuta Krueng: Tgk. Harwayuni, Tgk. Muhammad Zulfahmi, Tgk. Ahmad Faiz
  3. Ma’had Aly Panton Labu: Tgk. Mukhtariza, Tgk. Muhammad Idris, Tgk. Muhajirin
  4. Ma’had Aly Matang Kuli: Tgk. Ahmad Mufaddal, Tgk. Muhammad Magfir, Tgk. Zarkasyi
  5. Ma’had Aly Cot Trueng: Tgk. Mashuri, Tgk. Jazuli, Tgk. Balyan Malkan

Selama diskusi, para mahasantri mengutarakan pandangan mereka tentang pentingnya menanamkan toleransi beragama untuk menjaga harmoni di masyarakat Aceh yang multikultural. Mereka menekankan bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi perdamaian dan persatuan sebagai pondasi dalam membangun masyarakat yang rukun dan inklusif.

Para musahhih menambahkan perspektif kritis terkait penerapan nilai-nilai Islam dalam konteks pluralitas. Dr. Abi Safriadi, S.Hi, MA, menggarisbawahi bahwa pemahaman agama tidak hanya sebatas teori, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, Tgk Mustafa Kamal menekankan pentingnya dialog dan diskusi ilmiah yang berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran sosial yang inklusif di tengah masyarakat.

Abi Syahrial Ishak, S.Sos.I turut menyampaikan bahwa mahasantri berperan penting sebagai agen perubahan yang menjembatani antara agama dan budaya. Ia menekankan bahwa generasi muda harus berperan aktif dalam membangun harmoni dan kerukunan di tengah keberagaman.

Muktamar ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antara Ma’had Aly di Aceh dan melahirkan generasi mahasantri yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga mampu menjadi solusi bagi tantangan sosial di masyarakat multikultural.

Share

Add Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *